BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Paradigma tentang bakat sudah
saatnya dirombak. Menyedihkan, tatkala,seseorang terdiskreditkan karena alasan
tidak berbakat. Kesempatan untuk mencoba pun lenyap, yang tertinggal hanya
pemahfuman terpaksa dan menyerah pada nasib, dan tidak mau berusaha.
Bisa
berkembang, syukur, tidak pun tak apa, toh memang tidak berbakat. Aduh, kasihan
betul. Dalam hal ini bakat dibedakan dari spesialisasi, termasuk yang berkaitan
dengan pemosisian yang berlaku dalam dunia kerja pada umumnya.
Definisi bakat yang ditegakkan dalam
koridor gugus utama umumnya mengacu pada dua pemahaman. Bakat adalah bawaan,
given from God, dan bakat adalah sesuatu yang dilatih. Sebelum memahami
beberapa definisi dan pendekatan bakat yang juga diungkapkan beberapa ahli, ada
baiknya kita yakini satu hal: yakin dan percayalah bahwa setiap insan di muka
bumi ini telah memiliki bakat berupa anugerah cuma-cuma dari Sang Maha Kuasa.
Kita mengenal "Empat Karunia Ilahi" (4 Human Endowment), atau bakat
alami, yakni kesadaran diri (self awareness), imajinasi (creative imagination)
, hati nurani (conscience), dan kehendak bebas (independent will). Tanggung
jawab utama manusia sebagai penerima mandat itu adalah memberdayakan keempat
bakat alami atau talenta atau karunia tersebut secara maksimal dan optimal,
agar berguna bagi limgkungan sosial.
Beberapa istilah kerap dipakai
ketika berbicara bakat secara spesifik, antara lain aptitude, talent/talenta,
intelligence/inteligensi/kecerdasan, gifted/giftedness, dan sebagainya. Pada
dasarnya istilah-istilah tersebut membawa makna bakat yang berkembang sesuai
kebutuhan dan kepentingan. Namun sama-sama mengandung unsur bakat bawaan dan
latihan. Misalnya yang dikemukakan Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan
dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan
seseorang, yakni kecerdasan kreatifitas dan tanggung jawab.
Kecerdasan, beserta aspek-aspeknya
dapat diukur dengan peranti atautes psikologi, termasuk kemampuan intelektual
umum dan taraf inteligensi. Aspek-aspek kemampuan intelektual, antara lain
mencakup logika abstrak, kemampuan verbal, pengertian sosial, kemampuan
numerik, kemampuan dasar teknik dan daya ingat/ memori.
Kreativitas, menurut Guilford
(1956), dapat dinilai dari ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, fleksibilitas
dan orisinalitas, maupun ciri-ciri non-aptitude, antara lain temperamen,
motivasi, serta komitmen menyelesaikan tugas dengan baik dan cermat. Dalam hal
ini bakat merupakan interseksi dari faktor bawaan dan pengaruh lingkungan.
Bakat adalah penggalian terus- menerus dan pemanfaatan seluruh kapasitas otak
secara bertanggung jawab untuk mewujudnyatakan berbagai hal yang tidak itu-itu
saja, atau sesuatu yang sudah telanjur dicap sebagai bakat yang terbatas dan
tidak mau berusaha.
1.2
TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui bakat intelektual
secara mendalam, jenis-jenis bakat. hubungan antara bakat dengan prestasi, faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan bakat intelektual dan perbedaan individual dalam
bakat khusus.
1.3
MANFAAT PENULISAN
Diharapkan dengan mengetahui bakat
intelektual secara mendalam maka, individu yang memiliki bakat intelektual
maupun bakat khusus akan mampu berprestasi secara optimal baik didalam
keluarga, lingkungan, maupun di sekolah. Dengan memberikan dukungan secara
maksimal kepada individu untuk mengembangkan bakat intelektual tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN BAKAT UMUM (INTELEKTUAL)
Bakat (aptitude) mengandung makna
kemampuan bawaan yang merupakan potensi ( potential ability ) yang masih perlu
pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih potensial
atau masih laten, bakat memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara
serius dan sistematis agar dapat terwujud ( Utami Munandar 1992 ). Bakat
berbeda dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai daya untuk
melakukan sesuatu, sebagai hasil pembawaan dan latihan. Bakat juga berbada
dengan kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan yang dapat
dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal
( Conny Semiawan 1987 ).
Jadi, yang disebut bakat adalah
kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang
bersifat umum maupun yang bersifat khusus ( Conny Semiawan 1987 ). Bakat umum
apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum. Misalnya bakat
intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan bersifat
khusus. Misalnya bakat akademik, social, dan seni kinestetik. Bakat khusus
biasanya disebut talent sedangkan bakat umum (intelektual) biasanya disebut
gifted . Bakat adalah tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai
seseorang dalam keterampilan tertentu, demikian menurut (Tedjasaputra, 2003).
Menampilkan bakat dibutuhkan motivasi kuat yang disebut minat, yakni kebebasan
seseorang memilih segala sesuatu yang disukai, disenangi dan ingin dilakukan.
(Gardner 1993) mengganti istilah bakat dengan “ kecerdasan “ yang berupa
kecerdasan umum maupun kecerdasan khusus.
Sedikitnya ada sembilan kecerdasan
atau bakat yang mungkin dimiliki seseorang, yakni logical mathematical,
linguistic/verbal, visual spatial, musical, bodily-kinesthetic, interpersonal,
intrapersonal, natural, dan moral/ spiritual. Teori Gardner ini menjadi
pegangan bahwa setiap orang memiliki bakat unik dan berbeda. Orang tidak dapat
dipaksa berprestasi di luar bakat bakat yang dimilikinya.
2.2
JENIS-JENIS BAKAT (TALENT)
Menurut
R. Conny Semiawan dan Utami Munandar bakat dapat di kelompokkan menjadi :
a. Bakat akademik khusus, yaitu bakat
dalam bidang angka, logika bahasa, dan sebagainya. Contoh orang yang mempunyai
bakat akademik khusus adalah J. H Rowling, penulis serial Harry Potter.
b. Bakat kreatif produktif, yaitu bakat
untuk menciptakan sesuatu penemuan baru. Orang yang mempunyai bakat ini,
misalnya Thomas Alva Edison, penemu lampu pijar.
c. Bakat Sosial, yaitu bakat yang
dimilikioleh orang-orang yang mahir dalam melakukan negosiasi, mahir dalam
kepemimpinan, mahir dalam organisasi, mahir dalam komunikasi serta mahir
mencari koneksi. Misal nya seperti Helmy Yahya dan Oprah Winfrey.
d. Bakat kinetik/psikomotorik, yaitu
bakat seseorang dalam olah tubuh. Orang yang mempunyai bakat ini misalnya
olahragawan.
e. Bakat Seni, yaitu bakat seseorang yang
mempu menciptakan lagu dalam waktu 30 menit atau bakat melukis dengan indah.
Misalnya seperti Iwan Fals.
2.3
HUBUNGAN ANTARA BAKAT DAN PRESTASI
Perwujudan nyata dari bakat dan
kemampuan adalah prestasi (Utami Munandar 1992), karena bakat dan kemampuan
sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang memiliki bakat matematika
diprediksi mampu mencapai prestasi yang menonjol dalam bidang matematika. Prestasi yang menonjol merupakan
cerminan dari bakat khusus.
Bakat
khusus yang memperoleh kesempatan maksimal dan dikembangkan sejak dini serta
didukung oleh fasilitas dan motivasi yang tinggi, akan dapat terealisai dalam
bentuk prestasi unggul. Contoh konkret bakat yang tidak memperoleh kesempatan
maksimal untuk berkembang adalah hasi penelitian yaumil agoes akhir (1999) yang
menemukan bahwa sekitar 22% siswa SD dan SLTP menjadi anak yang
Underachiever.Artinya, prestsi belajar yang mereka peroleh berada dibawah potensi
atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki. Bakat memang sangat
menentukan prestasi seseorang, tetapi sejauh mana itu akan terwujud
menghasilkan suatu prestasi, masih banyak variabel yang menentukan.
2.4
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAKAT
Conny semiawan (1987) dan Utami
munandar (1992) menegaskan bahwa berbeda denagn kemampuan yang menunjukkan pada
suatu kinerja (perfonmance) yang dilakukan sekarang. Bakat sebagai potensi
masih memerlukan pendidikan dan latihan agar suatu kinerja dapat dilakuakan
pada masa yang akan datang.
Ada sejumlah faktor yang
mempengaruhi perkembangan bakat yang secara garis besar dikelompokkan menjadi
dua yaitu factor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah factor
yang berasal dari dalam diri individu .
*
Faktor – faktor tersebut adalah :
·
Minat
·
Motif Berprestasi
·
Keberanian mengambil resiko
·
Keuletan dalam menghadapi tantangan
·
Kegigihan atau daya juang dalam
mengatasi kesulitan
Adapun
faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari lingkungan individu
tumbuh dan berkembang.
*
Faktor – faktor tersebut adalah :
·
Kesempatan maksimal untuk mengembangkan
diri
·
Sarana dan Prasarana
·
Dukungan dan dorongan dari orang tua /
keluarga
·
Lingkungan tempat tinggal
·
Pola asuh orang tua
Individu
yang memiliki bakat dan memperoleh dukungan internal maupun eksternal, yaitu
memiliki minat yang tinggi terhadap bidang yang menjadi bakat khususnya,
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, memiliki daya juang tinggi, dan ada
kesempatan maksimal untuk mengembangkan bakat khusus, maka akan muncul
kemampuan berprestasi.
2.5
PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM BAKAT KHUSUS
Dilihat dari aspek apapun, setiap
individu memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Demikian juga dalam aspek
bakat khusus, setiap individu memiliki bakat khususnya masing-masing secara
berbeda.
Perbedaan bakat khusus ini bisa
terletak pada jenisnya dan juga pada kualitasnya. Perbedaan dalam jenisnya
terlihat dari kemampuan yang ditunjukkan. Misalnya, seseorang memiliki bakat
khusus bekerja dengan angaka (numerical aptitude), yang lain lebih menonjol
dalam berbahasa (verbal aptitude), sementara yang lainnya memiliki bakat yang
menonjol dalam bidang musik.
Sedangkan perbedaan dalam
kualitasnya mengandung makna bahwa di antara individu satu dengan yang lain memiliki
bakat khusus yang sama, tetapi kualitasnya berbeda. Misalnya antara orang yang
sama-sama memiliki bakat khusus bekerja dibidang angka. Orang pertama mimiliki
kemampuan yang lebih unggul dibanding kemampuan orang kedua.
Hal ini disebabkan tingkat kecerdasan
antara anak yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, hal ini dipengaruhi
oleh gen dari orang tua mereka masing-masing.
Berikut
daftar tabel tingkat kecerdasan / intelegensi Wechsler :
IQ
|
Deskripsi
|
Presentase
|
130 ke-atas
120 – 129
110 – 119
85 – 109
70 – 84
55 – 69
40 – 54
25 - 39
Di bawah 25
|
Very superior
Superior
Bright normal
Average
Borderline
Midly mentally retarderd
Moderate mentally retarderd
Severely mentally retarderd
Profoundly mentally retarderd
|
2.2
6.7
16.1
50.0
16.1
2.1
0.1
0.003
0.0000005
|
2.6
UPAYA PENGEMBANGAN BAKAT KHUSUS REMAJA DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN
Dari sekian banyak pesrta didik,
jika dituangkan kedalam kurva normal, kemampuan individualnya akan membentuk
distribusi normal. Artinya, sebagian besar berada pada kemampuan rata-rata,
sebagian kecil berda dibawah rata-rata, dan sebagian kecil lagi berada diatas
rata-rata. Dilihat dari perspektif ini, peserta didik yang memiliki bakat
khusus berada didalam kelompok diatas rata-rata.
Agar dapat mewujudkan bakat khususnya
secara optimal mereka memerlukan progam pendidikan khusus sesuai dengan
bakatnya yang biasa dikenal dengan istilah pendidikan berdiferensi. Selain
dengan progam tersebut, individu yang meiliki bakat khusus juga memerlukan
dukungan secara optimal dari lingkungan untuk mengembangkan bakat khususnya
tersebut.
Ada sejumlah langkah yang perlu
dilakukan umtuk mengembangkan bakat khusus individu, yaitu sebagai berikut :
·
Mengembangkan situasi dan kondisi yang
memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan bakat khususnya.
·
Berupaya menumbuhkembangkan minat dan
motif berprestasi tinggi dikalangan anak remaja, baik dalam lingkungan keluarga
maupun sekolah.
·
Meningkatkan kegigihan dan daya juang
pada diri anak dan remaja dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
·
Mengembangkan program pendidikan
berdiferensi disekolah guna memberikan pelayanan yang lebih efektif.
Bila semua aspek diatas dapat
terpenuhi maka, pengembangan anak yang mempunyai bakat akan bisa berkembang
secara optimal, dan memberikan prestasi yang memuaskan terhadap orang tua
lingkungan sosial serta lingkungan pendidikan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun khusus.
Disebut bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat
khusus, misalnya bakat akademik, social, seni, kinestetik, dan sebagainya.
Bakat khusus disebut talent, sedang bakat umum (intelektual) disebut gifted.
Ada lima jenis bakat yaitu :
1.
bakat akademik khusus,
2.
bakat berpikir kreatif-produktif,
3.
bakat seni,
4.
bakat kinestetik / psikomotorik,
5.
bakat sosial.
Perwujudan dari bakat adalah
prestasi. Bakat dan kemampuan menentukan prestasi seseorang.
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi
perkembangan bakat adalah, minat, motif berprestasi, keberanian mengambil
resiko, keuletan dalam menghadapi tantangan, dan kegigihan / daya juang yang
tinggi dalam menghadapi kesulitan yang timbul.
Faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi perkembangan bakat adalah kesempatam maksimal untuk mengembangkan
diri, sarana dan prasarana yang memadai, dukungan dan dorongan orang tua,
lingkungan tempat tinggal, dan pola asuh orang tua.
3.2
OBSERVASI
Bakat seharusnya dikembangkan dengan
maksimal agar anak bisa berprestasi dalam segala bidang sesuai dengan bakat
yang dimilikinya.
Diharapkan
orang tua jeli dalam melihat bakat yang dimiliki oleh anak mereka, serta mereka
mendukung secara optimal pengembangan bakat tersebut, dengan memberikan sarana
dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan bakat tersebut secara optimal.
Diharapkan lingkungan sosial juga memberikan dukungan yang positif kepada anak
yang berbakat dengan memberikan pelitan-pelatihan khusus sesuai dengan bakatnya
tersebut, dan juga lingkungan memberikan apresiasi kepada anak yang berbakat
dengan mengadakan lomba-lomba bagi mereka yang berbakat dan diberikan
penghargaan bagi mereka yang berprestasi.
Lingkungan sekolah juga diharapkan
ikut serta dan berperan aktif dalam mengembangkan bakat anak yang berprestasi,
dengan melengkapi sarana dan prasarana yang ada dilingkunagan sekolah guna
mengoptimalkan bakat yang dimiliki oleh para murid, dan juga memberikan
beaseiswa kepada murid yang berbakat dan juga berpr4estasi, baik dalam tingkat
lokal maupun nasional.
Dengan demikian maka anak yang
memiliki bakat khusus akan mencapai titik tertinggi dalam mengembangkan bakat
khususnya tersebut, sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, orang tua,
lingkunagan sosial, maupun lingkungan sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
*
Berzonsky, MD. 1981. Adolescent Development. New York: Macmillan Publ.Co.
*
Dusek, JB. 1970 Adolescent Development and Behavior. Chicago: Sice Research,
Inc
*
Hurluck. 1980. Development Psychology. A Life Span Approach. New York: mc Graw
Hill
*
Hurlock. 1980. Psychology adolescent. New York: Hall Reinhart and Winston.
*
Keith Oatley & Jennifer M. Jenkins. 1996. Understanding Emotions.
Cambridge: Blackwell Publ.